Info Pemilu » Berita / News » Breaking News » Info Pemilu » Berita / News » Election News » Sekilas Kota
Thursday, 24 March 2016
Jumlah Pemilih Berpotensi Mark-Up
Banda Aceh Election News – Jumlah Pemilih yang tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) sangant potensial digelembungkan (mark-up) oleh pihak-pihak tertentu dalam Pilkada mendatang. Komisi Independen Pemilihan (KIP) diminta memverifikasi dengan benar agar kasus yang diduga pernah terjadi pada Pileg 2014 lalu itu tidak terulang. Pendapat ini terungkap dalam kegiatan Focus Discussion Group (FGD) yang digelar KIP Aceh di Aula Hotel Grand Nanggroe, Banda Aceh, Rabu (23/3). Kegiatan itu dikikuti 70 peserta dari perwakilan KIP se-Aceh, LSM, unsur pemerintahan, DPRA dan DPRK serta dari partai Politik.
“KIP harus belajar dari Pilkada sebelumnya dimana banyak ditemukan DPT Rekayasa. Lakukan pemutakhiran DPT untuk menghindari kepentingan politik aktor-aktor tertentu,” kata Aryos Nivada dari Jaringan Survey Inissiatif (JSI). Menurut dia pengalaman pada Pileg 2014 sangat miris, karena pelaku kecurangan di level bawah yaitu Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dalam Pileg 2014 yang lalu itu, beberapa oknum penyelenggara Pileg pun sempat dicurigai memihak partai tertentu, yang tentu saja merugikan partai lainnya dan masyarakat luas. Dia juga menilai bahwa pemerintah memiliki komitmen yang lemah dalam masalah anggaran. “Apakah ada desain stategi Pilkada ditunda, bila iya bagaimana kesiapan KIP Aceh? Bila Pilkada ditunda maka akan merugikan pihak incumbent,” kata dia, seraya menyebut kondisi tersebut sangat menguntungkan Partai Nasional (Parnas).
Hal senada juga dikatakan Dosen Fakultas Hukum Unsyiah, Saifuddin Bantasyam, Jalur Independen dalam pengumpulan Kartu Tanda penduduk (KTP) harusnya diatur oleh KIP secara tegas. “Karena saat ini banyak model baru pengumpulan KTP tanpa format resmi dari KIP,” ujar Saifuddin. Selain itu, dia juga meminta KIP Melalui IDI dan BNN agar meningkatkan tes kesehatan calon Kepala Daerah, untuk menghindari manipulasi tes urine seperti yang terjadi di Papua
“Bila tes urine dapat dimanipulasi, tentu BNN dapat melakukan pemeriksaaan rambut untuk mendapat hasil yang lebih akurat. Lalu, bagaimana mekanisme jika yang diperiksa tidak memiliki rambut,”ujar Saifuddin disambut tawa peserta lainnya. Lalu perwakilan BNN menjawab bahwa pemeriksaaan rambut juga dapat dilakukan pada bagian tubuh lainnya seperti tangan. (fit) – Sumber Harian Serambi Indonesia 24 Maret 2016).